Toko Kelontong Juga Harus Manfaatkan Teknologi
By Admin
nusakini.com-Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta para pedagang kelontong dan retail kecil agar bisa memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Jika tidak, usaha kecil tersebut akan sulit berkembang dan bersaing dengan pedagang besar lainnya.
“Kemajuan teknologi informasi juga harus bisa dioptimalkan (oleh) para penjual kelontong dan retail kecil. Kalau hanya mengandalkan jualan secara konvensional, tidak bisa berkembang secara pesat,” katanya di sela peluncuran Ayo SRC, aplikasi dari Sampoerna Retail Community di Wisma Perdamaian, Selasa (26/2).
Diakui, saat ini hampir semua orang memenuhi kebutuhan pribadinya secara online. Untuk itu, para penjual kelontong juga harus ikut andil dalam kemajuan zaman.
“Hari ini kita dibantu dari Sampoerna yang meluncurkan aplikasi Ayo SRC. Melalui aplikasi ini, para pedagang kelontong ini bisa kulakan tanpa melalui perantara, juga pembeli bisa membeli secara online. Keuntungannya berlipat, penjual tokonya maju, sukses, harganya tidak terlalu mahal, pembeli semakin dimudahkan dan juga bisa mendapat barang berkualitas dengan harga murah,” tegasnya.
Cara semacam ini, lanjut Ganjar, merupakan bagian dari upaya pemerintah menyongsong UKM termasuk pedagang retail masuk era industri 4.0. Praktik itu pun akan terus ditingkatkan, sambil melakukan sosialisasi dan membiasakan para pedagang kecil.
“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang membantu kami mengembangkan sektor UKM ini,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar mencoba menggunakan aplikasi Ayo SRC. Setelah menginstal, dia kemudian belanja sembako seperti telur, beras, gula putih dan gula merah.
Dalam sekejap, pesanan Ganjar itu sudah diantarkan menuju Wisma Perdamaian oleh salah satu mitra SRC.
“Sekarang beli telur, beras, gula merah saja bisa online. Canggih sekali ini, semoga aplikasi ini bisa membuat para pedagang kelontong dan ritel kecil bisa bersaing dengan toko-toko besar,” tukasnya.
Sementara itu, Head of Commercial Bussiness Development PT HM Sampoerna Henny Susanto mengatakan, program SRC merupakan komitmen jangka panjang dari Sampoerna untuk mendukung program pemerintah dalam pemberdayaan UKM, khususnya peritel tradisional.
“Kami memberikan pendampingan yang berkelanjutan, supaya para peritel tradisional bisa terus mengikuti perkembangan zaman,” kata dia.
Saat ini, lanjut dia, sudah sebanyak 100.000 peritel kecil dan pengusaha kelontong yang tergabung dalam SRC di seluruh Indonesia. Dari total itu, sebanyak 10.000 peritel berasal dari Jateng.
“Kami akan terus meningkatkan jumlah itu, karena semakin banyak yang bergabung maka akan semakin membuat pedagang kecil sejahtera,” imbuhnya.
Sementara terkait peluncuran aplikasi Ayo SRC, Henny mengatakan jika hal itu bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan pedagang. Dengan aplikasi itu, pedagang akan siap menghadapi perubahan zaman.
“Aplikasi ini kami gunakan untuk memudahkan peritel mendapatkan barang yang langsung dari produsen. Selain itu, juga mengakomodir konsumen yang ingin belanja secara online,” ungkapnya.
Sementara itu, keuntungan pembinaan SRC dirasakan Indah Noor Wahyuningsih, anggota SRC dari Kendal. Sebelumnya, Indah tidak memiliki ilmu tentang bisnis. Dia pun bergabung menjadi anggota SRC sejak 2014 dengan toko pertama di Kaliwungu. Sekarang Indah telah memiliki cabang di Pelabuhan Kendal dan berencana untuk membuka toko di rest area tol.
“Sebelum bergabung saya tidak punya ilmu sama sekali untuk berbisnis. Tapi setelah bergabung banyak sekali ilmu, banyak sekali masukan, sharing juga binaan, jadi membuat toko saya lebih bisa bersaing dengan toko-toko modern” jelas perempuan ini.(p/ab)